Rabu, 22 Juni 2011

Tiga orang buta dengan gajah

     Adalah tiga orang buta bersahabat karib. Jika yang seorang pergi, pergilah ketiganya. Jika seorang beruntung, giranglah ketiganya. Akan tetapi sekali-sekali ada juga mereka itu berselisih. Kadang-kadang karena perkara yang kecil saja mereka itu sampai berkelahi. Tetapi sesudah itu berbaik pula.

    Pada suatu hari ada sebuah komidi kuda datang kekampung mereka itu. Semua isi kampung keluarlah pergi melihat.

    Ketiga sahabat itu amatlah inginnya hendak melihat. Mereka itupun bermupakatlah, lalu pergi. Akan tetapi apakah yang akan ditontonnya, suatupun tiada yang tampak. Mereka itu hanya dapat mendengar lagu musiknya yang merdu saja.

    Tukang jaga pintu itu kasihan melihatnya. Ketika permainan sudah habis, ketiga sahabat itu dibawanya melihat seekor gajah.

    Maksudnya akan menyenang-nyenangkan hati orang buta itu. Maka diraba-rabalah oleh mereka itu binatang yang besar itu. Setelah puas, pulanglah ketiganya. Ditengah jalan masing-masing menceritakan pendapatannya tentang binatang raksasa itu.

    Kata yang pertama : "Tentu gajah itu serupa dengan tong besar. Sebab kuraba dari muka sampai kebelakang bulat dan besar".

    Kata yang kedua : "Ah, tidak begitu perasaanku tadi. Kupikir gajah itu serupa dengan tongkat, panjang dan kecil ........"

    Belum lagi habis cerita yang kedua, sudah disambung oleh yang ketiga : "Alangkah bodohnya kamu kedua ini, Masakan gajah itu dua macam rupanya yang sangat berlainan. Aku berani bertaruh, gajah tadi serupa betul dengan kipas".

    Mendengar kata kawannya itu, yang berdua tak mau diam saja. Dengan suara yang amat keras mereka itu membantah dan mempertahankan pendapatannya masing-masing. Karena seorang pun tak ada yang hendak mengalah, maka mereka itupun berbantahlah. Akhirnya berkelahi berpukul-pukulan.

    Melihat itu banyaklah orang berkerumun memisahkan dan bertanyakan apakah sebabnya mereka itu maka sampai berkelahi itu. Masing-masing berceriteralah menurut pendapatannya. Ketika segala orang itu mendengar keterangan mereka itu, semuanya tertawa tergelak-gelak.

    Akhirnya lalu seorang tua dan berkata, katanya : "Sebenarnya kamu ketiga ini tak perlu berkelahi, sebab apa yang kamu ceritakan itu betul semuanya. Sekarang berdamailah kembali dan pulanglah!"

    Sesungguhnya tak salah kata orang tua itu, sebab menurut kata penjaga pintu, yang membawa mereka itu melihat gajah itu, orang buta yang pertama meraba-raba badan gajah, yang kedua meraba-raba ekornya dan yang ketiga memegang telinganya.



( bersumber dari buku : "Tjeritera Goeroe" )



   

Tidak ada komentar: