Selasa, 14 Juni 2011

Tekukur

    Dalam sebuah hutan ada seorang pemburu sedang mencari-cari tempat yang baik utuk memasang jerat. Jerat itu seperti jala, gunanya penangkap burung. Tiada berapa lamanya kemudian sampailah ia kesebuah padang; sekelilingnya ada pohon kayu yang besar-besar dan tinggi-tinggi. Amat baik tempat itu untuk memasang jerat. Rupanya dalam hutan itu padang itu sajalah yang sebaik-baiknya bagi burung untuk berpanas-panas.

    Pemburu itu memasang jerat ditengah-tengah padang itu. Sesudah ditaburnya padi, pergilah ia kesebuah dangau, jauh sedikit dari situ akan berhentikan lelah.

    Tiada berapa lamanya kemudian datang ketempat itu sekawan burung tekukur, kira-kira seratus ekor banyaknya. Waktu dilihatnya penuh padi terserak ditanah, burung-burung itu hendak turun kesana akan memakaninya. Tetapi raja burung tekukur, yang selalu menjaga keselamatan rakyatnya, berkata, katanya : "Hai, tunggu dahulu! Kita harus berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan. Apa sebabnya padi itu terserak disana? Marilah kita periksa lebih dahulu! Tak baik kita mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan terburu-buru.

    Burung yang banyak itu tak mau mendengarkan nasihat rajanya. Seekor diantaranya berkata, ujarnya : "Marilah kita turun kebawah semuanya! Kalau ada apa-apa, saya menanggung". Sekalian burung itupun merahaplah kebawah. Raja tekukur yang baik hati itu tak mau tinggal sendiri saja diatas pokok kayu. "Kalau mati, sama-sama mati", katanya dalam hatinya, lalu terbang kebawah.

    Setelah burung-burung itu sampai dibawah, dicocoknyalah padi itu sesuka hatinya. Setelah padi itu habis, mereka itupun hendak terbang pula. Tetapi kakinya terikat oleh jerat celaka itu. Sekarang terbitlah takutnya. Sekaliannya menyesali dirinya, karena tak mengindahkan kata raja dan mau mendengarkan perkataan burung yang bodoh dan tamak itu. Burung yang seekor itu dimaki-maki dan disumpah-sumpahi oleh burung yang banyak itu.

  Waktu raja tekukur melihat hal yang demikian, berkatalah ia, katanya : "Janganlah kamu sekalian berbantah lagi! Itu tak ada guna sedikit juga. Lebih baik kita cari akal akan melepaskan diri kita dari bahaya ini. Burung-burung itu diam semuanya, tak berkata sepatah juapun.

    Tiada berapa lamanya berpikir, berkatalah raja burung itu katanya : "Kawan-kawan semuanya; dengarkanlah! Saya tahu akal. Marilah kita terbangkan jerat ini bersama-sama. Tentu akan terbawa oleh kita."

    Burung-burung itupun menurut akan kata rajanya. Bersama-sama diterbangkannya jerat itu.

    Waktu pemburu sampai kepadang, tempat ia memasang jerat dahulu, dilihatnya jeratnya sudah membubung diudara, dilarikan oleh tekukur yang banyak itu.




( bersumber dari buku : "Tjeritera Goeroe" )




Tidak ada komentar: