Minggu, 08 Desember 2013

Abjad Jari

 
 
 
 
 
 
 
Bersumber : Media cetak beberapa tahun yl.
 
 
 
    
     .
 

Senin, 19 Agustus 2013

Jajanan dari daerah yg jadi kesukaanku

Diantara Jajanan/Kue dari daerah kami, yang banyak ditemukan pada saat Hari Raya Fitri dibulan Syawal, dan jarang kami temukan dibulan-bulan yang lain.

Namun justru karena itu, hal tersebut menjadikan jajanan itu masuk dalam daftar makanan kesukaan aku.

Tampak dalam gambar, kue tersebut sudah tidak utuh lagi bentuknya. He.he.., hal tersebut yakni karena membawanya (dari daerah) dimasukkan dalam kemasan yg sederhana.

Berikut kami sampaikan sedapatnya, tentang cara-cara pembuatan kue-kue tersebut:
A. Kue Satu
     (Tertera pada gambar yang teratas, didaerah kami orang pada menyebutnya dengan Kue Satu)
  • Terbuat dari Kacang hijau yang disangrei, kemudian diremdam semalam. Selanjutnya ditumbuk, untuk memisahkan kulitnya; lalu dihaluskan.
  • Berikutnya adalah masuk dalam tahapan pencetakan. Tepung kacang hijau kemudian dicampur dengan gula pasir yang halus, sesuai dengan takaran tertentu dicampur hingga rata, dan kemudian dicetak/dibentuk sesuai kemauan kita.
  • Selanjutnya dijemur hingga kering, baru dimasukkan kemasan.
  • Oo.... iya ada yang terlupa, ke-empuk/keras-an kue juga (sangat) ditentukan oleh perbandingan takaran antara (campuran) gula pasir dan kacang hijau. 

B. Kue Kauyah(Koyah)
(Tertera pada gambar yang kiri bawah, didaerah kami orang pada menyebutnya dengan Kauyah)
  • Prosesnya hampir sama dengan pembuatan Kue Satu.
  • Hanya bahannya saja yang terbuat dari Tepung Beras(Ketan), dan Gula Merah (Kelapa) yang disisir.

C. Kue Keciput
(Tertera pada gambar yang kanan bawah, didaerah kami orang pada menyebutnya dengan Keciput)
  • Terbuat dari tepung beras(ketan). Diuleni dengan air, dan diaduk hingga kalis. Kemudian dibentuk bulat-bulat sebesar ujung jari tangan 
  • Digelontor pada talam yang sudah ditaburi wijen dan sedikit tepung kering. Hal tersebut dilakukan agar wijen menempel bulatan tepung, dan masing-masing bulatan tidak lengket satu sama lain.
  • Digoreng, kemudian ditiriskan, dan ... selanjutnya dimasukkan kedalam kemasan/wadah.
Semoga bermanfaat .........



Bersumber dari para ortu kami didaerah (Jawa Timur)



 .




Selasa, 23 Juli 2013

Berebut Roti

Tersebutlah pertemanan dua ekor kucing yakni, si Putih dan si Belang namanya.
Pada ketika itu si Putih sedang terayun-ayun kepalanya, karena menahan rasa mengantuknya; tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan si Belang yang bersorak-sorak kegirangan, sambil berteriak : “Saya mendapatkan roti, saya mendapatkan roti!”

Sambil menggendong roti, ia berjingkrak-jingkrak, melompat-lompat mengelilingi si Putih yang sedang bermalas-malasan.

Melihat kejadian itu, seketika hilanglah rasa mengantuk si Putih, yang kemudian ia bertanya : “Dari mana engkau mendapatkan roti itu, hai Belang?”

Jawab si Belang : “Kutemukan disekitar tempat ini juga”

Si Putih : “Tentunya, roti tersebut diberikan kepadaku, bukan diperuntukkan kepadamu!”

Si Belang : “Tapi…, akulah yang menemukannya. Bukan kamu! Walaupun engkau lebih dulu berada disini, tapi kamu sedang tidur. Jadi rejeki itu adalah buat diriku.”

Si Putih : “Sebaiknya ya dibagi menjadi dua saja, antara aku dan engkau”

Si Belang : “Bolehlah…, kalau begitu kamu saya beri beberapa (sedikit) kerat roti saja”.

Si Putih : “Harus dibagi dua sama besar, karena aku yang terlebih dulu berada datang ditempat ini, sedangkan kamu baru datang kemudian!”

Si Belang : “Saya tidak mau!! Saya harus mendapat bagian yang lebih besar, karena sayalah yang menemukannya”.

Dalam keadaan yang semakin bertambah panas, keduanya sama-sama tidak ada yang mau mengalah, ingin memiliki bagian roti yang lebih banyak. Disertai iringan raungan irama “Kucing Meong” yang bersahutan, menjadi semakin riuhlah suasananya. Untunglah sebelum terjadi pertarungan diantara keduanya, datanglah Kera yang melerai. Namun keduanya masih tetap bersikukuh dengan pendapat dan kemauan masing-masing.

Pada akhirnya mereka menyetujui untuk membawa masalah itu kepengadilan. Dipengadilan, si Kera bertindak sebagai penengah(Hakim) yang akan memberi keputusan tentang hal roti tersebut. Selanjutnya Kera mengambil necara/timbangan, kemudian roti tersebut dibagi menjadi dua bagian, dan sebagian dimasukkan kedalam mangkuk timbangan sebelah kiri, serta sebagian yang lain dimasukkan kedalam mangkuk timbangan disebelah kanan.

Terlihatlah oleh mereka bahwa timbangan tersebut miring, berat sebelah. Kera lalu mengambil roti yang ada pada mangkuk timbangan yang terberat, kemudian menggigitnya.
Begitulah seterusnya, setiap sisi mangkuk yang berat, si Kera lalu mengambil roti tersebut dan menggigitnya. Berulang terus, hingga pada mangkuk tersebut hanya tersisa secuil roti saja. Dan kemudian katanya: “Roti yang secuil ini sebagai upah untuk saya!”, kemudian roti tersebut langsung dimakannya pula.
 
Kedua kucing, si Putih dan si Belang akhirnya tersadar, bahwa dengan jalan berebut roti tersebut ujung-ujungnya mereka tidaklah mendapatkan bagian apa-apa sama-sekali.

 

 

(Saduran bebas, dari sebuah ceritera guru)
 
  .

Senin, 17 Juni 2013

Rempah


Bahan:
Kelapa muda (Tahu), Garam, Vitsin, Merica, Pala, Bawang-putih, Bawang-merah, Telur.

 

Cara membuatnya:
- Haluskan garam, merica, pala, bawang putih, bawang merah, vitsin.
- Kalau sudah halus, campurkan kedalam parutan kelapa muda, dan tahu yang sudah dihaluskan.
- Kemudian masukkan dan campurkan juga telur.
- Dibentuk bulat2, kemudian dipipihkan, sesuai seleranya. Siap untuk digoreng.




Bersumber dari buku memasak: S.Heraweni )




 .

Prol Tape


Bahan:
- 1/4 kg Tape.
- 1/4 kg Gula.
- 1/4 kg Tepung Terigu.
- 1/4 kg Kentang.
- 1 butir Telur.
- 2 gelas Santan.

Cara membuatnya :
- Kentang direbus, kemudian dikupas, setelah itu dihaluskan.
- Didihkan santan, kemudian didinginkan.
- Campur gula, tape dan telur; setelah rata masukkan tepung sedikit demi sedikit. Kemudian kentang dan santan juga.
- Setelah tercampur rata, baru di-Oven.
 

 

(Bersumber dari buku memasak: S.Heraweni)
   



 .

Sabtu, 15 Juni 2013

Bagaimana kita dapat melihat berbias?

Bagaimana kita dapat melihat berbias?


Pakailah sebuah kotak tinggi yang dasarnya persegi empat bangunnya. Buatlah dua lubang persegi, satu dimuka, yang lain dibelakang (lihat gambar!).
Tempatkan didalamnya dua buah cermin berdiri tegak lurus dan bersudut 45^ dengan dinding kotak.
Sekarang dapatlah engkau melihat menurut garis-titik sebagaimana pada gambar dibawah.
 
Keterangan:
Hal cahaya:
Tentang hal cahaya ada dua syarat yang sangat penting yakni:
1. Sudut sinar-masuk kaca sama besar sudut sinar-keluar kaca.
2. Sinar-masuk dan sinar-keluar berada pada suatu bidang yang tegak lurus pada kaca.
 
Oleh sebab kedua cermin ditaruh dalam kotak sehingga masing-masing membuat sudut 45^ dengan dinding kotak, maka sinar yang masuk dari kanan, dapat keluar lagi menuju kekiri tertangkap mata. Jadi engkau dapat melihat berbias.
 
 
 
Kotak Sulap
Pakailah sebuah kotak tinggi persegi panjang, umpamanya bekas pembungkus sepatu atau lain-lain barang toko. Potong kotak itu menjadi dua yakni menurut suatu garis atau bidang pemotong yang bersudut 45^ dengan dinding kotak lagi pula melalui titik-tengah kotak.
Yang sepotong kau balik sehingga kedua potongan kotak merupakan sudut 90^ terpisah oleh sebuah kaca yang kau tempatkan diantara kedua belah itu. Pada dinding kanan dan kiri dibuat lubang-lubang kecil. Disebelah atas dibuat pula lubang yang cukup besar untuk memasukkan buah-buah yang berbeda rupanya, seperti buah pisang dan jeruk (lihat gambar diatas).
 
Orang yang melihat kedalam kotak melalui lubang kecil disamping, akan melihat pisang kalau lubang sebelah kiri kau tutup, dan akan melihat jeruk jika sebelah kanan ditutup dan kiri dibuka.
 
Jadi seolah-olah disulap saja sebuah jeruk menjadi pisang, dan sebaliknya.
 
Awas, harus kau jaga agar buah-buah itu sama jauh letaknya dikiri-kanan kaca!
Agar kotak sulapan itu tidak kelihatan, baiklah diadakan pula sekat seperti papan a.
 
Keterangan:
Hal cahaya:
Yang melihat melalui lubang kecil akan melihat berganti-ganti buah yang disinari dari atas kalau lubang atas dibuka. Maka akan nampaklah berganti-ganti buah jeruk atau buah pisang. Jadi kaca biasa dapat berlaku seperti cermin kalau ruang dibelakangnya gelap, hingga dapat kaca membalikkan sinar yang masuk.
 
 
Kita buat gambar-gambar bagus
Pilihlah suatu gambar bersahaja terjadi dari garis-garis. Letakkan gambar itu disebelah kiri sebuah kaca yang disandarkan pada kayu atau buku tebal. Letakkan sehelai kertas gambar disebelah kanan kaca.
 
Taruh lampu duduk dibelakang kayu (buku) sehingga gambar dapat disinari tetapi kertas gambar tidak.
 
Jika kau pandang kaca sebelah atas (kiri), tentu akan kau lihat disana gambar terbayang.
 
Dari bayangan itu dapatlah kau turut gambar tadi diatas kertas. Tetapi, akan kau lihat bahwa gambarmu berlawanan dengan gambar yang kau tiru, artinya yang pada gambar kelihatan disebelah kiri, akan kelihatan pada gambarmu pada sebelah kanan. Dengan sendirinya, tak dapat engkau menggambar pada siang hari, atau didalam kamar dimana sudah ada lampu terang.
Mengapa?  Lihat  keterangan dibawah ini.
 
Keterangan:
Hal cahaya:
Gambar yang disebelah kiri memperlihatkan jalan sinar masuk dan sinar-keluar. Tetapi sinar itu seakan-akan menembus kaca dan sampai pada kertas gambar, sehingga dapat digambar.
 
 
Bersumber dari buku “Tjoba Sendiri”
 
 
 
  .

 

Sabtu, 11 Mei 2013

Kita buat sebuah Helicoptere, dan Payung

Kita buat sebuah Helicoptere
 
 

a.   Ambil sebuah gelendong benang, lalu pakukan dua buah paku kecil (hanya separuhnya) pada salah satu ujungnya. Kikirlah kemudian kepala paku itu.
 
b.   Ambil sekerat kayu, yang kau beri paku besar. Sudah itu engkau kikir bahagian atasnya sampai tinggal kelihatan bahagian paku yang panjangnya kurang dari gelendong benang tadi. (Jadi paku besar tidak kelihatan, kalau gelendong dipasang diatasnya !).

c.   Buatlah baling-baling seperti dipergunakan pesawat terbang, daripada kayu ringan; sebahagian melengkung kebawah (lihat gambar c). Boleh juga memakai sepotong kaleng (blek) yang bangunnya angka 8, yang kalau dilengkungkan.
Akan tetapi ini ada bahayanya. Lihat dibawah ini !
Pada tengah-tengah baling-baling itu diberi lubang yang besar dan letaknya cocok dengan paku kecil digelendong.

d.   Pasanglah helicoptere itu diatas gelendong yang ditempatkan diatas kayu tadi. Belitkan seutas tali pada gelendong itu. Jarimu ada disimpul tali (lihat gambar d).

e.   Tarik dengan kencang ; helicoptere melayang naik keudara sampai tinggi sekali !
Awas: Belajar dulu memutar helicoptere dengan perlahan-lahan, supaya tahu bahagian mana yang disebelah atas, kalau naik. Lalu beci cap.Tali harus dibelitkan searah saja. Nah, mengertikah engkau sekarang bahayanya, kalau memakai blek ?

Kalau teorinya sudah tahu betul-betul, kecelakaan tentu tak akan terjadi. Tetapi, awas !

Apa sebab helicoptere melayang ?


Keterangan:
Hal terbang :
Baling-baling itu,bilamana berputar, menekan udara sekelilingnya kebawah. Kekuatan itu menyebabkan baling-baling itu naik sendiri. Kekuatannya berlawanan dengan kekuatan udara.

Itulah sebabnya engkau harus belajar  teori baling-baling dahulu. Kalau baling-baling itu dipasang terbalik, yakni kalau bahagian yang melengkung kebawah disebelah hadapan, maka udara yang mengelilinginya ditekannya keatas. Nah, baling-baling itu ditekannya kebawah. Jadi badanmu mungkin kena. Betapa celakanya, kalau baling-baling yang diperbuat dari blek yang amat tajam pinggirnya, mengenai matamu, bukan ?






 Payung kita naikkan

a.   Ambil sekerat bambu yang agak panjang. Ikatkan sepotong karet pada ujungnya seperti kelihatan pada gambar a.

b.   Ambil sehelai sapu-tangan besar; ikat keempat sudutnya dengan benang atau tali tipis. Empat utas benang yang kau pakai harus diikat menjadi satu (benang itu harus sama panjangnya), lalu beri sepotong kayu tipis diujungnya. Selanjutnya, tudungkan ujung sebatang kayu tipis pada pertengahan kain payung, sedang ujung yang lain batang itu masukkan kedalam bambu tadi. Tarik karet dengan batang kayu kebawah, lalu lepaskan lurus keatas.

c.   Payung akan naik tinggi sekali, kemudian turun perlahan-lahan.



Keterangan:
Hal terbang:
Tiap-tiap benda yang turun perlu memindahkan udara yang dibawahnya. Udara itu memperlambat turun benda itu. Kain payung, yang luasnya besar tapi sangat ringan, harus memindahkan banyaknya udara ; dengan sendirinya ia turun amat perlahan-lahan.

 

Bersumber dari buku “Tjoba Sendiri”

 

   .



 

Kamis, 02 Mei 2013

Kita menulis memakai Tinta yang tak kelihatan


Hancurkanlah garam dalam air panas sebanyak-banyaknya, lalu biarkan hancuran itu menjadi dingin.

Pakailah hancuran itu sebagai tinta untuk menulis namamu diatas kertas. Baiklah dipakai pena baru, yaitu pena yang belum kena tinta.
Kalau sudah kering, maka diatas kertas tidak kelihatan apa-apa. Tetapi kalau kertas itu digosok dengan pinsil (potlot), maka akan nampaklah namamu.


Keterangan:

Sifat lain tentang air :
Kalau air sudah jadi uap, maka tinggallah balur-balur garam yang amat lembut pada kertas. Oleh karena warnanya putih seperti kertas, maka balur-balur tak kelihatan.

Kalau kertas diogosok dengan potlot, zat potlot akan lebih banyak melekat pada balur-balur garam daripada kertas, sehingga akan kelihatanlah namamu.



Bersumber dari buku “Tjoba Sendiri”


     .