Dalam sebuah hutan adalah seekor kancil membuat sarang dibawah pohon rambutan. Diatas pohon rambutan itu tinggal seekor beruk jantan. Kancil itu selalu diganggu oleh beruk jantan itu. Kalau kancil itu sedang tidur nyenyak dibawah pohon itu, ia dilempar oleh beruk itu dengan kulit rambutan dari atas. Alangkah marahnya kancil itu, karena diganggu itu. Sebab itu dicarinya akal akan memperdayakannya.
Pada suatu hari dilumurnya muka dan kakinya dengan arang, sehingga beruk tak dapat mengenalnya lagi. Sudah itu pergilah ia kepohon itu, lalu berseru-seru katanya : "Hai beruk, saya disuruh oleh nenek kancil datang kemari menceriterakan sesuatu hal yang amat penting kepadamu. Ia amat marah kepada kancil yang tinggal dibawah pohon ini. Kancil itu kemarin sudah mati dan jantungnya ada dalam sebuah sarang lebah yang sudah kosong. Dalam sarang lebah itu ada pula sebuah gung. Ambillah olehmu jantung kancil itu dan berikan kepada saya; nanti saya berikan kepada nenek kancil itu. Gung yang ada dalamnya boleh kau ambil."
Bersama-sama pergilah kedua binatang itu mencari sarang lebah yang dikatakan kancil itu. Tiba-tiba kancil itu berkata sambil menunjuk keatas pohon beringin, katanya : "Lihatlah, itulah sarang lebah itu. Ambillah lekas-lekas jantung kancil itu. Kalau sudah dapat berikan kepadaku!"
Beruk itupun melompat dari dahan kedahan, sehingga sampai kepohon beringin yang dikatakan kancil itu. Sarang lebah yang besar itu dikoyak-koyaknya. Tetapi ketika itu juga keluarlah beribu-ribu lebah menggigitnya. Beruk itupun jatuh ketanah.
Dengan cepat kancil datang mendapatkannya, lalu katanya : "Manakah gung itu?" "Gung itu sudah dipindahkan oleh lebah keladang pak tani itu," jawab beruk, sambil menunjuk keladang yang tidak jauh dari situ. Sesudah berkata itu, matilah ia.
Mendengar perkataan beruk itu, kancil mulai percaya, lalu pergi keladang itu. Setelah ia tiba disitu terpijak olehnya jerat yang dipasang orang disitu. Bagaimana juga ia melepaskannya, sia-sia saja.
Keesokan harinya datanglah kesitu peladang itu melihat jeratnya. Bukan main besar hatinya melihat kancil yang kena jerat itu.
Melihat peladang itu datang, tahulah kancil itu, bahwa ada juga yang lebih cerdik dari padanya, yaitu manusia.
Kancil itu dibawa oleh peladang itu kerumahnya, lalu disembelihnya.
( Bersumber dari buku : "Tjeritera Goeroe" )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar