Rabu, 22 Juni 2011

Balasan orang yang loba

    Adalah dua ekor anjing yang bersahabat, si Hitam dan si Putih namanya. Persahabatan keduanya amat karibnya. Jika dapat makanan, biarpun sedikit dibaginya dua juga. Jika tiada dapat makanan, sama-sama ditahannya lapar.

    Pada suatu hari keduanya dapat menangkap seekor anak rusa. Bukan main sukacita hatinya, lalu makan keduanya dengan lahapnya. Setelah kenyang, maka sisa daging itu disembunyikannya dalam sebuah lubang dalam banir kayu, supaya jangan dapat dicuri binatang lain. Kemudian pergilah keduanya ketempat tinggalnya.

    Keesokan harinya bangunlah si Hitam lebih dahulu. Si Putih masih bergelung kedinginan disudut goanya. Tiba-tiba timbullah niat si Hitam yang jahat, lalu katanya dalam hatinya : "Lebih baik aku makan sendiri saja sisa daging yang kemarin. Nanti kalau si Putih bangun dan bertanya, aku katakan saja tak tahu. Tentu disangkanya sudah dimakan oleh harimau atau binatang yang lain".

    Dengan diam-diam pergilah si Hitam ketempat ia menyembunyikan daging rusa itu. Setelah sampai, lalu ia masuk kedalam lubang kayu itu dan dimakannya cepat-cepat, supaya jangan ketahuan oleh sahabatnya. Daging itu tiada dikunyahnya lagi, melainkan dilulurnya saja. Akhirnya habislah daging itu tinggal tulang-tulangnya saja lagi.

    Kemudian bangunlah ia hendak keluar; akan tetapi ........ badannya tidak termuat lagi pada lubang itu, sebab perutnya sudah besar. Berulang-ulang dipaksanya juga hendak keluar, tetapi kepalanya juga yang terhulur, badannya tersangkut. Akhirnya karena sangat dipaksa itu, dapatlah lolos kedua kakinya yang dimuka. Itupun kulit lehernya sudah terkoyak karena tersepit. Yang lebih buruk lagi, surutpun tak dapat ia. Maka melolong-lolonglah ia kesakitan. "Matilah aku sekali ini!" katanya. "Kalau datang binatang buas atau manusia, tentu akan mati dimakannya atau dipukulnya".

    Lolong si Hitam itu terdengar oleh si Putih. Pikir si Putih : "Hai, mengapakah si Hitam itu melolong-lolong macam orang kesakitan rupanya? Barangkali ia dalam bahaya. Lebih baik kulihat sebentar".

    Maka berlarilah ia ketempat si Htam melolong itu. Ketika dilihatnya hal sahabatnya itu demikian, tiada ia terkejut, melainkan tertawa tergelak-gelak. Ia sudah maklum apa sebab seperti itu. Si Hitam didekatinya perlahan-lahan, lalu berkata dengan mengejek : "Hai, sahabat, sedap benar rupanya sisa daging anak rusa itu, sehingga gelakmu terdengar seluruh rimba ini. Engkau tak mengingat kawan sedikit juga, hendak makan sendiri saja. Jadilah .........!"

    Si Hitam bukan main malunya mendengar sindiran si Putih itu. Tetapi karena sangat kesakitan, sebab tengkuknya sudah habis luka-luka, berkata jugalah ia beriba-iba, katanya : "Hai, sahabat, beri ma'aflah aku, karena kelobaanku itu. Aku berjanji tujuh kali turunan tak akan berbuat begitu lagi. Sekarang tolonglah aku dari tersepit ini. Tidak akan kulupakan pertolonganmu itu selama-lamanya. Matilah, aku, kalau tidak sahabat tolong!"

    Si Putih tersenyum saja mendengar ratap tangis sahabatnya itu, kemudian katanya : "hai sahabat,mau juga aku menolongmu, tetapi tak dapat. Tunggulah perutmu kempis kembali. jalan lain tak ada lagi!" Sehari semalam si Hitam baru terlepas.



( bersumber dari buku : "Tjeritera Goeroe" )


 
  

Tidak ada komentar: