Selasa, 23 Juli 2013

Berebut Roti

Tersebutlah pertemanan dua ekor kucing yakni, si Putih dan si Belang namanya.
Pada ketika itu si Putih sedang terayun-ayun kepalanya, karena menahan rasa mengantuknya; tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan si Belang yang bersorak-sorak kegirangan, sambil berteriak : “Saya mendapatkan roti, saya mendapatkan roti!”

Sambil menggendong roti, ia berjingkrak-jingkrak, melompat-lompat mengelilingi si Putih yang sedang bermalas-malasan.

Melihat kejadian itu, seketika hilanglah rasa mengantuk si Putih, yang kemudian ia bertanya : “Dari mana engkau mendapatkan roti itu, hai Belang?”

Jawab si Belang : “Kutemukan disekitar tempat ini juga”

Si Putih : “Tentunya, roti tersebut diberikan kepadaku, bukan diperuntukkan kepadamu!”

Si Belang : “Tapi…, akulah yang menemukannya. Bukan kamu! Walaupun engkau lebih dulu berada disini, tapi kamu sedang tidur. Jadi rejeki itu adalah buat diriku.”

Si Putih : “Sebaiknya ya dibagi menjadi dua saja, antara aku dan engkau”

Si Belang : “Bolehlah…, kalau begitu kamu saya beri beberapa (sedikit) kerat roti saja”.

Si Putih : “Harus dibagi dua sama besar, karena aku yang terlebih dulu berada datang ditempat ini, sedangkan kamu baru datang kemudian!”

Si Belang : “Saya tidak mau!! Saya harus mendapat bagian yang lebih besar, karena sayalah yang menemukannya”.

Dalam keadaan yang semakin bertambah panas, keduanya sama-sama tidak ada yang mau mengalah, ingin memiliki bagian roti yang lebih banyak. Disertai iringan raungan irama “Kucing Meong” yang bersahutan, menjadi semakin riuhlah suasananya. Untunglah sebelum terjadi pertarungan diantara keduanya, datanglah Kera yang melerai. Namun keduanya masih tetap bersikukuh dengan pendapat dan kemauan masing-masing.

Pada akhirnya mereka menyetujui untuk membawa masalah itu kepengadilan. Dipengadilan, si Kera bertindak sebagai penengah(Hakim) yang akan memberi keputusan tentang hal roti tersebut. Selanjutnya Kera mengambil necara/timbangan, kemudian roti tersebut dibagi menjadi dua bagian, dan sebagian dimasukkan kedalam mangkuk timbangan sebelah kiri, serta sebagian yang lain dimasukkan kedalam mangkuk timbangan disebelah kanan.

Terlihatlah oleh mereka bahwa timbangan tersebut miring, berat sebelah. Kera lalu mengambil roti yang ada pada mangkuk timbangan yang terberat, kemudian menggigitnya.
Begitulah seterusnya, setiap sisi mangkuk yang berat, si Kera lalu mengambil roti tersebut dan menggigitnya. Berulang terus, hingga pada mangkuk tersebut hanya tersisa secuil roti saja. Dan kemudian katanya: “Roti yang secuil ini sebagai upah untuk saya!”, kemudian roti tersebut langsung dimakannya pula.
 
Kedua kucing, si Putih dan si Belang akhirnya tersadar, bahwa dengan jalan berebut roti tersebut ujung-ujungnya mereka tidaklah mendapatkan bagian apa-apa sama-sekali.

 

 

(Saduran bebas, dari sebuah ceritera guru)
 
  .