Pak Sumo tinggal dalam sebuah kampung di Mataram. Tidak jauh dari rumahnya ada sebuah candi, yaitu Candi Sari.
Pada suatu malam pergilah Pak Sumo kecandi itu. Disana dilihatnya sebuah piala emas. Amat bagusnya piala itu. Letaknya dekat kaki sebuah patung yang amat besar. Ingin benar hati Pak Sumo hendak mempunyai piala itu. dengan perlahan-lahan pergilah ia kesana. Ia melihat kekiri dan kekanan, kedepan dan kebelakang. Tidak ada seorang juga waktu itu kelihatan olehnya.
Setelah ia sampai ditempat piala itu, lalu diambilnya, disembunyikannya dalam bajunya. Sesudah itu pergilah ia pulang kerumahnya.
Sesampainya dirumah, digalinyalah sebuah lubang dibawah balai-balai, tempatnya tidur. Piala itu dimasukkannya kedalam, lalu ditimbuninya. Sesudah itu pergilah ia tidur.
Semalam-malam itu tak dapat ia tidur. Rasa-rasa ada saja orang yang mengintai kelakuannya dari celah-celah dinding rumahnya. Kemudian orang-orang itu masuk kedalam dan mencari piala itu kesana kemari dalam rumah itu. Bukan main takutnya waktu itu. Karena tak dapat tidur itu, iapun sakitlah. Sakitnya itu makin keras juga. Sebab itu pergilah ia kepada seorang dukun akan minta tolong. Lalu diceritakannyalah kepada dukun itu dengan sebenar-benarnya, apa yang sudah dikerjakannya malam tadi.
Dukun itu membuka bukunya, menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu berkata, katanya : "Penyakitmu ini payah benar. Piala emas yang kamu curi itu haruslah kamu kembalikan dengan selekas-lekasnya. Dewa yang menjaga Candi Sari itu amat marah kepadamu. Sebab itu pergilah kamu kesana. Bawalah kesana bunga rampai beserta kemenyan. Kemenyan itu kamu bakar dan piala itu kamu asapi. Sesudah itu letakkanlah kembali pada tempatnya."
Pak Sumo minta terima kasih kepada dukun itu, lalu pulanglah ia kerumahnya.
Apa kata dukun itu diturutnya semuanya.
Sesudah Pak Sumo meletakkan pila itu kembali ditempatnya, terasa olehnya badannya berangsur baik dan tiada berapa lamanya hilanglah penyakitnya itu sama sekali.
( bersumber dari buku : "Tjeritera Goeroe" )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar