Selasa, 24 Mei 2011

Anak yang nakal

    Si Chalik belum sekali juga naik kereta api. Ingin benar ia hendak mencoba sekali, tetapi ia tak beruang. Ibu bapaknya tak ada lagi tempat meminta. Sesudah lama berpikir dapatlah olehnya suatu akal. Biarpun pekerjan itu agak berbahaya tetapi hendak dicobanya juga.

    Dengan diam-diam naiklah ia masuk kereta api bersama-sama dengan penumpang-penumpang yang lain.

    Tak lama antaranya kereta itupun berangkatlah. Kondektur datang akan memeriksa dan menggunting karcis.

    Setelah tiba giliran kepada si Chalik, kondektur itu bertanya : "Mana Karcismu?"

    "Tak ada, Tuan", jawab si Chalik.

    "Kalau begitu engkau mesti didenda."

    "Saya tak beruang, tuan."

    "Kalau tak beruang mengapa engkau naik?"

    Si Chalik tak dapat menjawab. Akan dikatakannya ia sangat ingin hendak naik kereta api, tentu tak ada gunanya. Ia termenung sambil berpikir.

    "Mengapa engkau naik, kalau tak beruang?" hardik kondektur lagi.

    "Sebetulnya ada suatu rahasia yang hendak saya katakan kepada tuan", kata si Chalik dengan sungguh-sungguh.

    "Rahasia apa?"

    "Kesini-sinilah tuan sedikit, supaya jangan terdengar oleh orang lain. Ada dua orang tadi yang naik kereta ini tidak mempunyai karcis."

    "Dimana orang itu?" tanya kondektur, sambil melihat kekiri dan kekanan.

    "Saya takut mengatakannya sekarang, tuan, kalau-kalau ia marah pada saya. Nantilah kalau kereta sudah berhenti saya tunjukkan orang itu kepada tuan!"

    Ketika kereta sudah berhenti, kondektur itu datang mendapatkan Si Chalik dan bertanya: "Manakah kedua orang itu?"

    Sambil turun si Chalik berkata, katanya : "Saya seorang dan tuan seorang ................" lalu ia lari sekencang-kencangnya.


( bersumber dari buku : "Tjeritera Goeroe" )






Tidak ada komentar: