Dimana-mana saja didunia ini, nama Confucius lebih diketahui orang dari Kong-Foe-Tze. hanya orang Tionghoa sajalah yang menyebutkan Kong-Foe-Tze. Apakah sebabnya demikian? Orang Portugis, yang datang kenegeri Tiongkok dahulu, tak pandai atau amat susah menyebutkan nama Kong-Foe-Tze itu. Sebab itulah nama itu ditukarnya dengan nama Latin, yaitu Confucius. Kemudian termasyhurlah nama itu sekeliling dunia sebagai nama seorang filsuf besar di Tiongkok.
Kong-Foe-Tze itu sebenarnya nama kehormatan, yang diberikan oleh orang Tiongkok kepadanya, yang artinya : mahaguru Kong. Namanya yang sebenarnya ialah Kong Tsying Ni.
Ia dilahirkan 551 tahun sebelum Nabi Isa a.s., di Tsyu-Su, sebuah kota dalam kerajaan Lu. Waktu itu Tiongkok terbagi atas tiga belas buah kerajaan. Bertahun-tahun lamanya kerajaan-kerajaan itu bermusuh-musuhan. Itulah yang amat menyusahkan hati Kong-Foe-Tze. Sesudah tammat pelajarannya dicarinyalah ikhtiar akan menyelamatkan negerinya. Tak ada jalan yang lain kepadanya akan mencapai maksudnya itu, lain dari pada mendidik pemuda-pemuda Tiongkok dengan jalan memperbaiki budi pekerti mereka itu. Diajarkannya kepada mereka itu menghormati orang tuanya dan kaum kerabatnya, baik yang masih hidup, baik yang sudah lama meninggal dunia. Lain dari pada itu tiap-tiap orang wajib berbuat kebajikan.
Makin lama makin banyaklah muridnya. Bersama-sama dengan murid-muridnya itu pergilah ia dari sebuah negeri kesebuah negeri akan mengembangkan ilmunya itu. Berjuta-juta orang yang menjadi pengikutnya. Iapun menjadi mahagurulah di Tiongkok.
Banyak raja-raja di Tiongkok yang tunduk dan hormat kepadanya. Begitulah besarnya pengaruh Kong-Foe-Tze waktu itu. Sesudah wafatnyapun ia masih dihormati orang.
Raja Mong Tze yang memerintah 200 tahun sesudah Confucius wafat, mengatakan, bahwa Kong-Foe-Tze itu seorang yang keramat. Makin lama percayalah orang, bahwa Kong-Foe-Tze itu pesuruh dari langit yang membawa kebaikan kedunia ini. Dimana-mana dibuat oranglah kuil untuk penghormatinya. Banyak pula ceritera-ceritera orang dahulu, tentangan Kong-Foe-Tze itu. Bukunya sampai sekarang masih ada.
Sebuah diantara ceritera-ceritera itu adalah seperti dibawah ini.
Malam Kong-Foe-Tse dilahirkan kedunia, datanglah seekor binatang Ki-Lin namanya. Lain benar rupa binatang itu dari binatang-binatang biasa. Tubuhnya seperti rusa, tetapi bersisik seperti ikan; kukunya seperti kuku kuda. Dikeningnya ada sebuah tanduk yang besar. Binatang itu hanya kelihatan, jikalau ada orang lahir, yang kemudian hari akan menjadi orang yang berpengaruh besar didunia. Itulah juga sebabnya tampak binatang itu, waktu Kong-Foe-Tse lahir. Binatang ajaib itu memuntahkan batu sebuah dari mulutnya, lalu berkata kepada Kong-Foe-Tze, katanya: "Putera Air sejati, kelak kamu akan menjadi orang yang amat berpengaruh."
Ibu Confucius heran melihat binatang yang bagus dan ajaib itu. Tetapi ia berbesar hati karena ia tahu, apa artinya kedatangan Ki-Lin itu. Tak takut sedikit juga ia kepada binatang itu. Diikatkannya sebuah pita merah ditanduk, yang ada pada kening Ki-Lin itu. Sesudah itu lenyaplah binatang itu dari pemandangannya; tak tahu kemana perginya.
Waktu Kong-Foe-Tse akan mangkat, yaitu 479 tahun sebelum Nabi Isa a.s., datanglah pula Ki-Lin. Dengan segera dapat orang mengenalnya, bahwa ia binatang yang dahulu, yang datang waktu filsuf besar itu lahir. Pita merah pada tanduknya masih jelas kelihatan.
Waktu Kong-Foe-Tse melihat Ki-Lin datang, tahulah ia, bahwa ia tak lama lagi akan meninggalkan dunia yang fana ini. Maka berkatalah ia, katanya:
"Gunung yang besar dan tinggi akan runtuh,
"Balok yang besar akan patah,
"Sayapun akan layu juga, seperti daun dan bunga".
Sesudah berkata itu, iapun wafatlah.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sesudah wafatnyapun ada lagi ceritera-ceritera yang menerangkan, bahwa Kong-Foe-Tse semasa hidupnya seorang keramat, yang ditakuti dan dimuliakan orang.
Adalah seorang raja di Tiongkok, Tsin Tsyie Huong namanya. Enam buah negeri yang sudah ditaklukkannya. Sudah menjadi kebiasaan bagi baginda berjalan-jalan, melihat dan memeriksa negeri dan kota-kota yang masuk jajahannya. Negeri, tempat Kong-Foe-Tze dilahirkanpun sudah jatuh pula ketangan baginda.
Pada suatu hari pergilah ia kenegeri yang baru dialahkannya itu akan melihat keadaan disitu. Tak lupa ia mengunjungi makam Kong-Foe-Tse. Makam itu disuruh bongkarnya, karena ingin ia hendak mengetahui keadaan didalamnya. Banyak orang yang memberi nasihat kepadanya jangan merusakkan makam keramat itu, tapi tak diindahkannya. Maka digali oranglah jalan dalam tanah, sampai ketempat Kong-Foe-Tse dikuburkan itu. Bagindapun masuklah kedalam. Kayu-kayu didalamnya masih baik dan kuat seperti dahulu. Sebuahpun tak ada yang rusak. Disebelah tempat jenazah Kong-Foe-Tse itu ada pula sebuah bilik. Disitu diletakkan orang tempat tidur, yang dipakai Kong-Foe-Tse ketika ia hidup. Dihadapan tempat tidur itu ada pula sebuah meja beserta empat buah kursinya. dekat meja itu ada pula sebuah lemari, penuh berisi buku-buku yang dibaca dan dikarang oleh Kong-Foe-Tse sendiri.
Raja itupun masuklah kedalam bilik itu. Waktu dilihatnya tempat tidur yang bagus dan bersih itu, direbahkannya dirinya disitu akan melepaskan lelahnya. Tiada berapa lamanya kemudian bangunlah ia; sepatu Kong-Foe-Tse yang terletak dibawah tempat tidur itu diambilnya,lalu dipakainya. Dengan memakai sepatu itu berjalanlah ia hilir mudik dibilik itu.
Tiba-tiba amatlah terperanjatnya melihat sebuah papan tulis terdiri saja dihadapannya. Tak tahu ia siapa yang membawanya kesana dan dari mana datangnya. Dipapan tulis itu tertulis dengan terang dan nyata :
"Tsin Tsyie Huang sudah menaklukkan enam buah negeri.
"Digalinya makam saya dan bertemu olehnya tempat tidur saya,
"Tidur ia disitu dan dicurinya sepatu saya.
"Tetapi, jikalau ia kembali ke Tsya Kiou, ia akan mati disitu."
Waktu ia membaca yang tertulis itu, terbitlah takutnya, lalu diperintahkannya menutup kubur itu kembali dengan lekas. Tetapi itu tak ada gunanya lagi. kesalahan sudah dibuatnya; hukuman akan diterimanya.
Apa yang dibacanya dipapan tulis dahulu terbukti semuanya. Setibanya dinegerinya, iapun sakitlah. Beberapa doktor dipanggilnya akan mengobatinya, tetapi tak menolong. Penyakitnya makin lama makin keras. Akhirnya mangkatlah ia.
Banyak lagi ceritera-ceritera yang dapat kita baca dalam buku-buku tentang keramat dan kesaktian Kong-Foe-Tse itu.
( bersumber dari buku "Tjeritera Goeroe" )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar