Sabtu, 02 Juli 2011

Si Dayang Malas jadi anak angkat Raja


    Adalah seorang perempuan yang miskin. Ia diam bersama-sama dengan seorang anaknya perempuan yang amat cantik rupanya. Anak itu si Dayang namanya dan umurnya sudah 12 tahun. Ia sangat pemalas. Karena itu ia digelari orang si Dayang Malas.

    “Dayang, Dayang!” ujar ibunya pada suatu pagi. “Hidupkanlah api!”

    Jawab si Dayang Malas : "Hidupkanlah oleh ibu, biarlah saya mencuci beras!"

    Ibunya menghidupkan api, tetapi si Dayang Malas tak bergerak dari tempat duduknya.

    "Dayang, Dayang!" seru ibunya pula, "Mana beras! Api telah nyala!"

    Jawab si Dayang Malas : "Ibu sajalah mencuci beras, biarlah nanti saya menjerangkan periuk!"

    Ibunya pergi kepancuran mencuci beras. Tetapi si Dayang jangankan berdiri, beringsutpun tidak ia dari tempat duduknya.

    "Dayang, Dayang!" ujar ibunya pula, "Beras sudah ibu cuci, jerangkanlah periuk!"

    Jawab si Dayang Malas : "Ibu sajalah menjerangkan periuk, biarlah saya bertanak."

    Demikianlah tabi'at si Dayang Malas itu, ia selalu bertangguh-tangguh saja. Dari bertanak sampai mencuci beras, dari mencuci beras sampai menghidupkan api, sampai pula mencenduk nasi, mencuci piring dan menyimpannya. Sekalian itu dikerjakan ibunya. Si Dayang duduk saja dengan malasnya.
    Pada suatu hari kesallah hati ibunya. Si Dayang Malas dibuangnya kesuatu hutan pandan. Tak dibiarkannya pulang kerumah, sebelum tabi'atnya yang malas itu diubahnya.

    Habis hari berganti hari si Dayang Malas duduk dibawah rumpun pandan. Perutnya sangat lapar, karena tak makan; akan pulang ia tak berani..

    Karena itu tumbuhlah pikirannya. Diambilnya daun pandan, dibelah-belahnya lalu dijemurnya. Kemudian diambilnya sumpit dan tikar. Sumpit dan tikar itu dijualnya kepekan. Uangnya dibelikannya untuk makanan dan sisanya disimpannya.

    Tersebutlah raja dalam negeri itu. Pada suatu hari baginda berjalan-jalan kepekan, lalu membeli sehelai tikar, buatan si Dayang Malas. Sampai dirumah, permaisuri raja amat heran melihat buatan tikar itu, karena sangat bagusnya. Maka inginlah baginda hendak melihat anak yang membuat tikar itu. Raja menitahkan kepada hulubalang memukul canang akan mencari dimana rumahnya orang yang menganyam tikar itu.

    Akhirnya bertemulah si Dayang Malas dirumpun pandan. Maka dibawa oranglah ia menghadap raja. Melihat gadis itu raja dua laki-isteri amat sukanya. Lalu dititahkan baginda mencari ibunya.

    Setelah ibu si Dayang Malas datang, raja lalu bertitah: "Apakah sebabnya anakmu engkau buang kedalam hutan pandan?"

    Sembah ibu si Dayang Malas : "Sebabnya dia patik buang, karena dia sangat pemalas, tuanku."

    Titah raja : "Tetapi kami lihat dia seorang anak yang rajin sekali. Lagi ia sangat pandai menganyam tikar dan sumpit. Sukakah engkau, jika dia kami ambil jadi anak angkat kami?"

    Ibu si Dayang Malas sangat bersukacita mendengar titah raja itu. Bertambah pula sukacitanya, karena anaknya sekarang tidak pemalas lagi. Ia telah jadi seorang gadis yang rajin dan elok.

    Si Dayang Malas dijadikan baginda anak angkat sebagai putera baginda sendiri. Ibunyapun diperkenankan diam diistana. Sejak itu si Dayang Malas dan ibunya senanglah hidupnya.



( bersumber dari buku : "Tjeritera Goeroe" )



  


Tidak ada komentar: