Kamis, 22 September 2011

Hari "Kaigoen Kinen Bi"

    Sebuah diantara adat bangsa Nippon yang mulia ialah hormat dan berbakti kepada Tenno Heika. Hal inilah yang mempersatukan bangsa Nippon dalam masa yang berbahaya, yakni ketika negeri-negeri Barat mencoba menaklukkannya. Amat berbahagia rakyat Dai Nippon, karena disatukan dan dilindungi oleh Tenno Heika.

    Sebab itulah juga dalam hati pahlawan-pahlawan Dai Nippon bernyala-nyala semangat suka dan sanggup berkurban untuk tanah air dan rajanya.

    Keberanian berkorban itu tidaklah tinggal dalam angan-angan saja, melainkan dibuktikan juga oleh mereka itu, misalnya waktu peperangan antara Nippon dengan Roeslan dalam tahun 2565, kira-kira empat puluh tahun yang telah lalu.

    Waktu itu Port Arthoer yang juga dinamakan juga oleh orang Nippon Riozjoen, masuk jajahan Roeslan. Maka diadakannyalah sebuah jalan kereta api dari Harbin ke Port Arthoer. Beberapa tahun sudah itu maka benteng Port Arthoer dijadikannya benteng yang sekuat-kuatnya, yang dapat mempertahankan kota itu dari musuh yang hendak menyerangnya, baik dari laut, baik dari darat. Maksud Roeslan itu sampailah. Banyak sekarang jalan terbuka baginya. Jikalau ia hendak menaklukkan Korea, tentu akan mudah saja. Perdagangannya dengan Tiongkok dan Nippon tentu akan bertambah maju. Bahkan, akan dapat ia menjadi raja di Lautan Teduh.

    Akan tetapi Nippon sudah maklum akan maksud Roeslan itu. Tanah "Matahari Terbit" tiadalah akan mau didesak dan ditindih oleh Roeslan itu. Sebab itu disediakannyalah dengan sabar apa-apa yang perlu rasanya kelak. Sesuatu yang genting lambat laun akan putus juga. Tetapi Nippon sudah siap. Maka terjadilah peperangan yang maha hebat, yang menghalang-halangi cita-cita Roeslan itu.

    Waktu perang itu mulai pecah, alat senjata Nippon sekali-kali belum lengkap, kalau dibandingkan dengan alat senjata bala tentara Roeslan.

    Tetapi Nippon ada bersenjata yang lain, yang melebihi senjata Roeslan yang hebat itu. Apakah senjata itu? "Benteng persatuan" didalam negeri, yang terdiri dengan sekejap mata. Itulah "senjata" Nippon yang sekuat-kuatnya. Bagaimanapun lengkap dan banyaknya senjata, tetapi kalau senjata yang sebuah tadi tak ada, tak mungkin akan mendapat kemenangan dalam peperangan. "Benteng persatuan" dalam negeri Nippon itulah yang menaklukkan jenderal Alezief, yang menjadi Raja Muda Rusia di Amoer. Ia tak sedikit juga menyangka, bahwa orang Nippon dalam waktu yang amat pendek akan dapat bersatu hati dalam membela tanah airnya. Tak tahu ia, bahwa dalam dada dan jiwa rakyat Nippon hidup semangat "boesjido" yang amat dalam dan tinggi artinya. Bunyinya seperti berikut : jika kulit kita dilukai musuh, sayatlah dagingnya! Jika disayatnya daging kita, keratlah tulangnya! Boleh juga artinya : jika kita dijentik musuh, tamparlah musuh itu! Arti yang lain ialah tepuk dibalas dengan tampar, sepak dibalas dengan terajang.

    Mengingat kepentingan tanah airnya, menjaga nama raja dan didorong oleh semangat "boesjido" itu, maka Bulan II, tahun 2564 Nippon memaklumkan perang kepada Rusia.

    Dengan secepat-cepatnya didudukinyalah Korea. Sudah itu Nippon membuat jalan dari sungai Yaloe ke Mansjoeria untuk balatentara darat. Pada ketika itu juga pasukan-pasukan yang diangkut dengan kapal, mendaratlah dijazirah Liautoeng, lalu mengepung benteng pertahanan Port Arthoer. Karena tak tertahan lagi oleh balatentara Rusia maka pada tanggal 2, Bulan I, tahun 2565, Stotszel jenderal Roes menyerahkan Port Arthoer kepada jenderal Nogi didalam sebuah rumah kecil dilembah Sjoesjein. Dalam Bulan III, pada tahun itu juga pasukan kelapa Rusia dimusnahkan dalam peperangan besar di Moekden.

    Setelah Moekden jatuh, maka Rusia mengirimkan Angkatan lautnya yang sebesar-besarnya dari Eropa. Zinovy Petrovich Rojestvensky nama nachkodanya.

    Angkatan laut Nippon yang waktu itu dipimpin oleh yang mulia Laksamana Togo almarhum, yang dikumpulkan diselat Toesjima menyambut kedatangan musuh itu dengan tidak gentar sedikit juga. Setelah kelihatan olehnya musuh datang, maka yang mulia Laksamana Togo almarhum meneruskan perintah dari "kapal bendera Mikasa" akan memusnahkan angkatan laut musuh itu.

    "Berusaha, berjuang dan bertempurlah kamu dengan segala kebijaksanaanmu untuk kemenangan dan kemuliaan Tenno Heika dan tanah air", teriak yang mulia Laksamana Togo menggerakkan balatentara.

    Perkataan pemimpin yang pendek itu menambah semangat laskarnya. Dengan keberanian dan ketetapan hati disongsongnyalah musuh yang lebih kuat daripadanya itu. Pada ketika itu semua kapal perang Nippon menembakkan meriamnya kekapal perang Rusia. Seperti hujan jatuhnya pelor meriam Nippon dikapal musuh itu. Angkatan Rusia mendapat kekalahan yang sebesar-besarnya. Laksamana Rojestvensky dan kira-kira 4600 orang anak buahnya ditawan oleh Laksamana Heihatjiro Togo. Ada 14000 orang Rusia mati tenggelam. Hanya 3000 orang saja yang lepas dari bahaya maut atau yang tiada tertawan, karena dapat melarikan diri ke Wladiwostok dan Manilla. dalam perjuangan itu Rusia kerugian enam belas kapal perang besar, sebahagian ditenggelamkan dan sebahagian lagi dirampas oleh tentara laut Nippon. Hanya empat buah kapal perang yang kecil-kecil, yang masih tinggal ditangan Rusia. Yang sebuah lari ke Wladiwostock dan yang tiga buah lagi ke Manila.

     Dalam Bulan VIII, tahun 2565 bertemulah utusan-utusan Nippon dengan utusan-utusan Rusia di Port Smouth, New Hamsphire, untuk memperbincangkan perdamaian.

    Pada tanggal 5, Bulan IX, tahun 2565 kedua kerajaan itupun berdamailah.

    Kemenangan Nippon di Tsoesjima itu membangunkan dan menginsyafkan rakyat Asia.

    Jasa yang mulia Laksamana Togo dan Jeneral Nogi bukanlah untuk Seri Baginda Yang Mulia Meidzi Tenno dan rakyat Nippon saja, melainkan untuk seluruh negeri dan rakyat Asia juga.

    "Kapal bendera Mikasa" tempat Laksamana Togo memerintahkan bala tentaranya menyerang angkatan laut Roeslan dijaga orang di Yokosoeka dengan sebaik-baiknya untuk peringatan. Demikian juga Kuil Togo di "Meidzi Dzingoe" di Tokio, yang didirikan untuk memperingati jasa yang mulia Laksamana Togo itu.

    Lain dari Kuil Togo didirikan pula di Tokyo Kuil Nogi untuk memperingati jasa-jasanya.

    Boleh dikatakan hampir diseluruh Asia yang luas ini diadakan pada tanggal 27, Bulan V tiap-tiap tahun upacara yang besar untuk memperingati kemenangan angkatan laut Nippon dilaut Tsoesjima itu.

    Hari itulah yang dinamakan hari "Kaigoen Kinen Bi".



( bersumber dari buku "Tjeritera Goeroe" )




     
  

Tidak ada komentar: