Sebuah cerita perjalanan si Semut kecil, ke Surabaya. Yang didesanya, ia lebih dikenal dengan sebutan "Si Imut".
Ketenangan dan keharmonisan desa itu agak terusik, setelah hampir dua hari Si Imut tidak pulang kerumahnya. Tiada sepatah katapun kabar beritanya. Orang tua dan juga keluarga yang lain pun ikut disibukkan guna mecari dan mengetahui keberadaan Si Imut.
Begitu kedatangan kembali Si Imut pulang kerumahnya, menjadi gembiralah seluruh keluarganya. Pertanyaan demi pertanyaan bertubi-tubi diajukan kepadanya : "Kemana saja kamu Imut, selama dua hari ini nggak pulang? Tanpa ada kabar beritanya. Jangankan menelpon, SMSpun juga tidak"
"Nggak sempat, Mama! Handphone aku ketinggalan dirumah, sedang saya charge."
"Memangnya kamu pergi kemana?"
"Jalan-jalan ke Surabaya, Ma!"
"Haa ....? Naik apa kamu kesana, bersama dengan siapa, dapat sangu dari mana?
Jangan-jangan, kamu mengambil uangnya Mama, ya?"
"Ya..... Mama !? Dar-der-dor, seperti senapan mesin saja pertanyaannya. Saya ke Surabaya naik mobil, Serta tidaklah mengambil uang Mama. Dan......, yang paling penting adalah ....., gratis.. tis.. tanpa keluar uang sepeserpun juga!"
"Dan.. tolonglah Ma, beri saya kesempatan terlebih dulu untuk berceritera tentang perjalananku ke Surabaya. Setelah itu bolehlah Mama memarahi saya sepuasnya!"
Mamanyapun menjadi terdiam, dan menunggu, serta memperhatikan apa yang akan diceriterakan oleh Si Imut, anaknya.
"Ketika aku sedang bermain-main, waktu itu aku ada memanjat pada pohon rambutan. Datanglah pedagang, mengunduh buah rambutan tersebut dan serta merta memasukkannya kedalam keranjangnya. Aku yang sedang disitu, tanpa bisa menghindar lagi, langsung ikut masuk kekeranjang dan tertimbun pula dengan buah-buah rambutan yang lain. Kemudian dengan susah payah aku berusaha keluar dari timbunan itu.
Saat aku bisa terbebas dari timbunan itu, ternyata aku sudah berada diatas mobil yang sedang melaju ke arah kota Surabaya.
Ketika melongok keluar, udaranya panas dan terasa sedikit bau gas; tidaklah sejuk seperti ketika berada didesaku. Ternyata saat itu mobil yang aku tumpangi sedang melintasi kemacetan Jalan Raya Porong, dekat dengan Area Tanggul Banjir Lumpur.
Sesampai di Surabaya, aku sempat juga melihat Jalan Tunjungan yang ramai banget, Jembatan Suramadu yang indah sekali, Tugu Pahlawan yang anggun, Stasiun Gubeng yang menawan, dan....... juga Mall lho Ma!"
Segera, Mamanya menyela dengan pertanyaannya : "Waktu di Mall, kamu ingat Mama atau enggak?"
"Ya... tentu ingatlah, tapi memangnya kenapa Mama bertanya begitu ?"
"Mestinya, kamu belikan untuk Mama sepasang Sepatu atau Parfum, begitu!"
"Ikh.... Mama, geniit banget. Ukuran sepatunya besar-besar lho Ma. Yang ada hanya antara nomor 40, sedangkan untuk Mama kan nomornya 0,40!"
Dalam perjalanan pulang, Si Imut kelelahan dan tertidur pulas. Begitu terbangun, didapatinya dirinya sudah berada ditumpukan keranjang dipasar yang berada tidak jauh dari rumahnya.
Ucap Mamanya : "Si Imut! Jadikan semua itu sebagai pengalaman hidup kamu, dan untuk yang lain kali kamu harus lebih berhati-hati!"
Jawab Si Imut : "Iya Mama! saya perhatikan semua nasehat dan pesan Mama."
( Sebuah saduran bebas dari "Ceritera Guru" )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar