Tersebutlah ditepian
sebuah sungai , hiduplah seekor kura-kura.
Ia juga
mempunyai teman seekor Beruk. Tetapi persahabatan keduanya tidaklah berjalan
mulus sebagaimana umumnya. Diantara keduanya ada tumbuh rasa saling tidak
percaya.
Suatu hari
si Kura-kura menemukan sebuah pohon pisang yang lagi berbuah, dan sudah
kelihatan beberapa diantaranya sudah mulai masak. Hatinya sangat ingin sekali
untuk memetiknya, namun apa daya keberadaan dirinya tidaklah memungkinkan untuk
hal tersebut. Dicarinya akal, sampai akhirnya ia teringat bahwa dirinya
mempunyai seorang teman, yakni si Beruk. Maka pergilah ia untuk mencari
keberadaan si Beruk, ketempat dimana dia sering bertemu, bermain-main dan
duduk-duduk disitu.
Akhirnya ia
bertemu juga dengan si Beruk, dan serunya : “Beruk! aku tahu ada pohon pisang
yang lagi masak. Ayo sekarang kesana, kita ambil buahnya dan kita bagi
bersama!”
Begitu tiba
ketempat yang ditunjukkan si Kura-kura, maka segera meloncat dan memanjatlah
Beruk ketas pohon pisang, dengan membawa sebuah buntil. Sedangkan Kura-kura menunggu
dibawah, sambil melihat menengadah keatas, memperhatikan pekerjaan si Beruk.
Hampir habis
dan dirasa sudah cukup banyak buah pisang yang dimasukkan kebuntil tersebut,
namun buntil tersebut tidak juga kunjung penuh. Akhirnya si Beruk mengetahui
bahwa pada buntil tersebut sudah dilobangi dibagian bawahnya, dan si Kura-kura
dibawah sedari tadi sudah bersiap menangkap pisang yang lolos dari buntil
tersebut, dan langsung menyantapnya. Mengetahui itu, Beruk jadi marah sekali; melihat
hal itu, si Kura-kura pun segera melarikan diri dan meluncur menghilang kedalam
sungai.
Beberapa
waktu kemudian , mereka berdua sudah melupakan kejadian yang lalu. Dan Kura-kura
mengutarakan lagi, bahwa ia mengetahui ada pohon pisang yang lagi berbuah
masak. Namun kini Beruk memeriksa keutuhan buntil yang hendak dipakainya. Setelah
yakin baik, barulah ia mulai memanjat keatas batang pisang. Kali ini si Beruk
lama sekali dalam memetik pisang. Ia berputar-putar melihat pisang tersebut, sambil
memetik, dan memasukkannya kedalam buntil. Hingga Kura-kura yang sedari tadi
menengadah keatas kemudian bertanya : “Kok…, lama sekali memetiknya, wahai
Beruk?”
“Oo.. iya,
agak sulit memetiknya!” jawab si Beruk.
Setelah
dirasa perutnya kenyang, maka Beruk pun lalu menurunkan buntil yang berisi
kulit pisang melulu dan hanya beberapa buah pisang saja yang disertakannya.
Mengetahui hal itu, Kura-kura pun menjadi marah pula, dan langsung melempari Beruk berulang-ulang,
dengan kulit buah pisang.
Secepat itu
pula, Beruk pun segera melompat dari dahan
ke dahan yang lain, sambil mengucapkan : “Terimakasih, ya Kura-kura!”
Sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya, ia bergumam sendiri : “Aku mendapat balasan yang setimpal, atas
perbuatanku. Skornya, satu lawan satu”.
“Aku tidak
boleh terus-menerus berperilaku begini”.
“Ya….., aku
harus merubah pola pikirku. Dari saling curiga, kepada…… saling percaya.
Ya….., harus
aku mulai dari sekarang.
Tuhan ………, tunjukkanlah
kami kepada jalanMu yang lurus!” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar