Selasa, 24 April 2012

Beruk dan Kura-kura

Tersebutlah ditepian sebuah sungai , hiduplah seekor kura-kura.
Ia juga mempunyai teman seekor Beruk. Tetapi persahabatan keduanya tidaklah berjalan mulus sebagaimana umumnya. Diantara keduanya ada tumbuh rasa saling tidak percaya.

Suatu hari si Kura-kura menemukan sebuah pohon pisang yang lagi berbuah, dan sudah kelihatan beberapa diantaranya sudah mulai masak. Hatinya sangat ingin sekali untuk memetiknya, namun apa daya keberadaan dirinya tidaklah memungkinkan untuk hal tersebut. Dicarinya akal, sampai akhirnya ia teringat bahwa dirinya mempunyai seorang teman, yakni si Beruk. Maka pergilah ia untuk mencari keberadaan si Beruk, ketempat dimana dia sering bertemu, bermain-main dan duduk-duduk disitu.

Akhirnya ia bertemu juga dengan si Beruk, dan serunya : “Beruk! aku tahu ada pohon pisang yang lagi masak. Ayo sekarang kesana, kita ambil buahnya dan kita bagi bersama!”

Begitu tiba ketempat yang ditunjukkan si Kura-kura, maka segera meloncat dan memanjatlah Beruk ketas pohon pisang, dengan membawa sebuah buntil. Sedangkan Kura-kura menunggu dibawah, sambil melihat menengadah keatas, memperhatikan pekerjaan si Beruk.

Hampir habis dan dirasa sudah cukup banyak buah pisang yang dimasukkan kebuntil tersebut, namun buntil tersebut tidak juga kunjung penuh. Akhirnya si Beruk mengetahui bahwa pada buntil tersebut sudah dilobangi dibagian bawahnya, dan si Kura-kura dibawah sedari tadi sudah bersiap menangkap pisang yang lolos dari buntil tersebut, dan langsung menyantapnya. Mengetahui itu, Beruk jadi marah sekali; melihat hal itu, si Kura-kura pun segera melarikan diri dan meluncur menghilang kedalam sungai.

Beberapa waktu kemudian , mereka berdua sudah melupakan kejadian yang lalu. Dan Kura-kura mengutarakan lagi, bahwa ia mengetahui ada pohon pisang yang lagi berbuah masak. Namun kini Beruk memeriksa keutuhan buntil yang hendak dipakainya. Setelah yakin baik, barulah ia mulai memanjat keatas batang pisang. Kali ini si Beruk lama sekali dalam memetik pisang. Ia berputar-putar melihat pisang tersebut, sambil memetik, dan memasukkannya kedalam buntil. Hingga Kura-kura yang sedari tadi menengadah keatas kemudian bertanya : “Kok…, lama sekali memetiknya, wahai Beruk?”
“Oo.. iya, agak sulit memetiknya!” jawab si Beruk.

Setelah dirasa perutnya kenyang, maka Beruk pun lalu menurunkan buntil yang berisi kulit pisang melulu dan hanya beberapa buah pisang saja yang disertakannya. Mengetahui hal itu, Kura-kura pun menjadi  marah pula, dan langsung melempari Beruk berulang-ulang, dengan kulit buah pisang.
Secepat itu pula,  Beruk pun segera melompat dari dahan ke dahan yang lain, sambil mengucapkan : “Terimakasih, ya Kura-kura!”

Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, ia bergumam sendiri : “Aku mendapat balasan yang setimpal, atas perbuatanku. Skornya, satu lawan satu”.
“Aku tidak boleh terus-menerus berperilaku begini”.
“Ya….., aku harus merubah pola pikirku. Dari saling curiga, kepada…… saling percaya.
Ya….., harus aku mulai dari sekarang.
Tuhan ………, tunjukkanlah kami kepada jalanMu yang lurus!” . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


Sebuah saduran bebas dan ringkasan, dari (seingat kami) buku  “Nasehat Ibu”

Tidak ada komentar: